PENGHALANG DOA
REV.GILBERT MF BAKER
Doa-doa
Kristen seringkali tidak dikabulkan oleh Tuhan. Hal ini terjadi karena ada menghambat/penghalang
di dalam doa kita sehingga Tuhan tidak mengabulkannya.
Walaupun
kita telah memenuhi persyaratan-persyaratan bagi doa yang terkabul sebagaimana
diajarakn di Alkitab, namun jika penghalangpenghalang terdapat dalam doa kita,
maka doa kita akan terhalang dan 7-penghalang-sehingga-doa-tidak-dikabulkan
dan tidak akan dikabulkan oleh Tuhan.
Dalam
Alkitab disebutkan beberapa penghalang sehingga doa-doa orang percaya tidak
dikabulkan. Dan berikut 7 di antaranya.
1.Dosa/Kejahatan
Penghalang
pertama bagi doa kita sehingga Tuhan tidak mengabulkannya adalah dosa atau
kejahatan kita. Jika ada dosa dalam diri kita tentulah Tuhan tidak menjawab doa
kita.
Dosa
adalah penghambat kita untuk datang kepada Allah. Nabi Yesaya menjelaskan bahwa
tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menolong kita dan telingaNya tidak
kurang tajam untuk mendengar doa-doa kita.
Namun
dosa dan kejahatan kitalah yang membuat Dia tidak mendengarkan seruan kita
serta membuatNya “menyembunyikan diri” kepada kita.
“Sesungguhnya,
tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan dan pendengaran-Nya tidak
kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan
Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap
kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.” (Yesaya 59:1-2) Allah
adalah kudus, karena itu kita pun harus kudus, terbebas dari pencemaran dosa (1
Petrus 1:15-16)
Dan
jika kita menghadap Allah dalam doa, kita pun harus kudus, jika kita ingin doa
kita dikabulkanNya. Jika ada dosa dalam diri kita, maka kita harus bertobat
terlebih lebih dahulu, meninggalkan dosa tersebut dan berbalik kepada Allah.
Dengan
demikian Allah akan mengabulkan doa-doa kita. Jika tidak, maka Dia tidak akan
mendengar doa-doa kita kepadaNya. (“mendengar” saja tidak, apalagi mengabulkannya).
2.
Niat Jahat
Penghalang
lain bagi doa Kristen adalah niat jahat. Di mata Tuhan kejahatan bukanlah hanya
hal-hal yang “telah dilakukan” tetapi juga hal-hal yang “belum dilakukan”,
yaitu hal-hal yang masih dipikirkan,direncanakan ataupun yang masih ada dalam
hati.
Dalam
Mazmur 66:18, pemazmur berkata bahwa Tuhan pasti tidak akan mendengar doanya
jika seandainya ada niat jahat di dalam hatinya. “Seandainya ada niat jahat dalam
hatiku, tentulah TUHAN tidak mau mendengar.” Pemazmur yakin bahwa Tuhan telah
mendengar doanya karena tidak ada niat jahat di dalam hatinya (Mazmur
66:19-20).Niat jahat terutama berhubungan dengan kejahatan kepada orang lain, misalnya
niat jahat untuk membalas dendam kepada orang lain. Niat jahat saja sudah dosa
apalagi tindakan nyata.
Terlebih lagi apa yang di kandung hati seseorang (masih
niat), biasanya itulah yang akan dilakukannya. Dan hal itu akan menghalangi
doa-doa kita, sehingga Tuhan tidak akan mengabulkannya.Ingat misalnya ajaran
Tuhan Yesus tentang definisi perzinahan. Seorang laki-laki yang mengingini
seorang perempuan saja di dalam hatinya sudah termasuk ke dalam perzinahan.
Artinya, apa yang ada di dalam hati dan pikian manusia, sekalipun belum
dilakukan secara nyata kepada seseorang, sudah dianggap dosa di Alkitab. Jadi
jika tidak ingin doa kita terhalang, maka buanglah niat jahat dari dalam hati
dan pikiran kita.
3.
Pemberontakan Kepada Allah
Pemberontakan
kepada Allah adalah penghalang lain bagi doa Kristen. Dalam Ratapan 3:42-44
dilukiskan bahwa bangsa Yehuda telah memberontak kepada Allah sehingga Allah
menimbulkan banyak malapetaka bagi mereka: kelaparan, pembunuhan, dan
sebagainya.
Untuk itu mereka berdoa kepada Allah, tetapi Allah tidak mendengar
mereka, doa mereka tidak dapat “menembus”, sebab Allah menyelubungi diri-Nya dengan
awan. “Kami telah mendurhaka dan memberontak, Engkau tidak mengampuni. Engkau
menyelubungi diri-Mu dengan murka, mengejar kami dan membunuh kami tanpa belas
kasihan. Engkau menyelubungi diri-Mu dengan awan, sehingga doa tak dapat
menembus.”
Hal
ini terjadi pada zaman nabi Yeremia, dan kutipan firman Tuhan di atas adalah
doa/ratapan Yeremia di hadapan Tuhan. Waktu itu bangsa Israel/Yehuda hidup
dalam pemberontakan kepada Tuhan, menyembah ilah-ilah lain dengan meninggalkan
Tuhan sehingga mereka dihukumNya.
Selain
berbagai macam hukuman Tuhan atas dosa mereka, seperti kelaparan dan kematian,
mereka juga dibuang ke Babel selama tujuh puluh tahun, sebagai puncak hukuman
Allah atas mereka.
Pemberontakan
akan menjadi penghalang bagi doa kita untuk dikabulkan,sehingga doa kita tidak
dapat “menembus” Allah. Allah akan menyelubungi diriNya dengan awan sehingga
menghalangi doa kita “naik ke atas”.
4.
Hati Yang Bimbang
Penghalang
doa yang lainnya adalah hati yang bimbang. Hal diperingatkan oleh Rasul
Yakobus,
“Hendaklah
ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang,sebab orang yang
bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombangambingkan kian ke mari oleh angin.
Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari
Tuhan.” (Yakobus 1:6-7)
Dalam
kutipan firman Tuhan di atas Yakobus sebenarnya berbicara mengenai hikmat. Ia
berkata bahwa barangsiapa di antara mereka (orangorang Kristen penerima
suratnya) kekurangan hikmat, maka hendaklah ia memintanya/berdoa
kepada Tuhan (ayat 5). Dan, lebih lanjut ia menjelaskan, dalam meminta hikmat
tersebut janganlah ia bimbang,sebab orang yang bimbang tidak akan menerima
sesuatu dari Tuhan.
Namun,
walaupun ini pertama-tama berbicara dalam hal berdoa akan hikmat, tentu tidak
berarti bahwa prinsip ini (tidak bimbang) hanya berlaku ketika kita berdoa
untuk hikmat. Prinsip ini berlaku juga dalam Doa
segala hal yang kita minta kepada Tuhan. Singkatnya: meminta apa pun kepada
Tuhan tidak boleh bimbang jika kita ingin doa kita dikabulkanNya. Alkitab telah
menjelaskan bahwa salah satu syarat agar doa kita dikabulkan Tuhan adalah jika
kita berdoa dengan iman/penuh kepercayaan (Matius 21:22). Dan di sini kita juga
diberitahu agar kita meminta sesuatu kepada Tuhan dengan iman. Tetapi di sini
dipertegas lagi: memintanya dengan tidak bimbang. Artinya: Percaya. Kebimbangan
hati adalah penghalang bagi doa-doa Kristen.
5.
Motivasi Yang Salah
Motivasi
yang salah adalah penghalang doa kita yang lain. Dalam Yakobus 4:3
dikatakan bahwa ada kalanya kita tidak menerima apa yang kita doakan karena
kita salah dalam berdoa. Misalnya, menggunakan hasil doa kita untuk memuaskan
hawa nafsu kita. Dengan kata lain, menyalahgunakan hasil/jawaban doa.
“Atau
kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa,
sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.” Jika
kita berpikir bahwa kita akan melakukan hal-hal yang tidak baik terhadap
berkat-berkat yang akan Tuhan berikan sebagai jawaban atas doa kita, maka Tuhan
tentu tidak akan memberikannya. Ini adalah motivasi yang salah dalam berdoa.
Hasil
doa haruslah dipakai untuk hal-hal positif: untuk kemuliaan Tuhan, untuk
memberkati orang lain, dan untuk kebaikan kita sendiri, bukan malah untuk
hal-hal negatif: untuk merusak hidup kita dan menyakiti hati Tuhan.
6.
Ketidak-hormatan Kepada Istri
Penghalang
lainnya bagi doa Kristen adalah ketidak-hormatan kepada istri. Hal ini berlaku
khusus bagi pria yang sudah menikah. Dalam 1 Petrus 3:7 diingatkan bahwa para
suami harus hidup bijaksana dan menghormati istri mereka sehingga doa mereka
tidak terhalang. “Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana
dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah!
Hormatilah mereka sebagai teman
pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.” Menurut
Alkitab, pria adalah kepala rumah tangga, dan karenanya ia kadang merasa harus
di atas istrinya dalam segala hal. Hal ini bias berakibat bahwa ia tidak/kurang
menghormati istrinya. Terlebih lagi pada zaman dahulu, saat firman Tuhan di
atas ditulis, posisi wanita sangat rendah dalam masyarakat.
Hal
ini membuat orang Kristen bisa saja terpengaruh untuk memandang istrinya rendah
dan tidak menghormatinya. Oleh karena itulah, firman Tuhan di atas mengingatkan
para pria Kristen agar mereka menghormati istri mereka, jika mereka tidak ingin
doa mereka terhalang.
Memang sudah sepatutnyalah seorang suami
menghormati/mengasihi istrinya, sebab demikianlah yang diperintahkan oleh
Tuhan. Tetapi bukan hanya karena itu, tetapi juga agar doanya tidak terhalang.
Tentu
saja seorang istri juga harus menghormati suaminya, namun yang dibahas di sini
adalah penghormatan suami kepada istrinya.
7.
Kesombongan Rohani
Kita
mungkin masih ingat perumpamaan Tuhan Yesus tentang orang farisi dan pemungut
cukai yang berdoa di Bait Allah. Dalam doanya orang farisi itu menyombongkan
dirinya karena telah merasa melakukan aturanaturan dalam hukum taurat/firman
Allah serta rajin dalam beribadah.
“Orang
Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap
syukur kepada-Mu karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan
perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut
cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari
segala penghasilanku.” (Lukas 18:11-12).
Memang
sudah sepantasnyalah kita senang jika kita telah melakukan firman Tuhan, akan
tetapi jika kita meninggikan diri kita atas hal tersebut serta merendahkan
orang lain, jelas hal itu tidak berkenan kepada Tuhan.
Pertama-tama
doa orang farisi itu masih bagus, karena ia mengakui apa yang dilakukannya
adalah dari Tuhan: “Aku mengucap syukur kepada-Mu.” Tetapi selanjutnya doanya
itu adalah meninggikan dirinya sendiri, bukan Tuhan lagi, dengan sering
berkata: “Aku.” Apalagi ia mengakui bahwa ia tidak sama seperti “semua orang
lain.”
Bahkan dengan lebih sombong lagi ia berkata bahwa ia bukan seperti “pemungut
cukai ini,” pemungut cukai yang sedang berdoa bersama-sama dengan dia saat itu
di Bait Allah.
Orang
farisi itu dengan sombongnya membandingkan dirinya yang saleh dengan pemungut
cukai yang berdosa. Dan Tuhan tidak mendengar doanya. Justru doa pemungut cukai
yang direndahkannya yang dikabulkan oleh Tuhan (Lukas 18:14a).
Doa
dengan meninggikan diri seperti yang dilakukan oleh orang farisi di atas jelas
tidak akan berkenan kepada Tuhan. Tuhan Yesus sendiri mengakhiri perumpamaanNya
dengan berkata bahwa barangsiapa
meninggikan
diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan (Lukas
18:14b).
Itulah
7 penghalang sehingga doa kita tidak dikabulkan.
Komentar