Mengapa banyak orang meninggalkan
gereja? Saya menerima banyak pertanyaan tentang fenomena ini dan banyak
dari mereka meminta saya agar mengangkat masalah ini dan memberikan
pemikiran yang terbaik untuk masalah ini.
Persoalan
yang menimbulkan luka dan air mata menjadi alasan mengapa mereka pergi,
dan biasanya hal itu mempengaruhi banyak orang dari semua generasi dan
perjalanan hidup mereka. Bahkan alasan-alasan yang saya kumpulkan adalah
masalah yang pernah membawa saya menjauh dari gereja ketika berumur 20
tahun.
Berikut ini ada sepuluh alasan mengapa banyak orang “Kristen” meninggalkan gereja mereka (terlepas dari banyaknya orang yang meninggalkan gereja dengan alasan yang dicari-cari dan tidak alkitabiah) :
1. Orang meninggalkan gereja ketika mereka tidak mendapatkan sebuah komunitas.
Ini adalah salah satu alasan mengapa
orang akan mendatangi gereja sebagai tempat pertamanya dan juga menjadi
alasan mengapa mereka meninggalkan gereja. Orang menginginkan komunitas,
dan gereja diciptakan Tuhan agar menjadi kommunitas keluarga Allah.
Banyak dari kita lelah melakukan rutinitas kita sendiri dan mencari
hubungan yang jujur, erat dan setia. Hal ini seharusnya menjadi tujuan
pokok dari gereja yakni membangun komunitas rohani. Mengapa? KeKristenan
tidak pernah dimaksudkan untuk hidup dalam konteks terpisah,
terisolasi, tetapi lebih pada dalam konteks komunitas.
Ketika orang tidak dapat menemukan
komunitas atau persekutuan yang sejati, tidak bisa terhubung, atau masuk
dalam hubungan yang penuh arti dan penting itu, mereka akan memisahkan
diri dengan harapan akan menemukannya ditempat lain.
Ketika sebuah
Gereja belajar untuk membangun komunitas yang baik hal itu adalah
pengalaman yang memberikan kehidupan, namun Ketika gereja gagal
melakukannya, gereja hanyalah sebuah tempat yang tidak menyenangkan.
Saya sudah mengalami gereja degan dua model tersebut dan jujur saya
katakan saya berhenti menghabiskan energi yang emosional pada gereja
yang tidak membangun budaya yang menghasilkan komunitas atau persekutuan
yang asli, jujur, dan khas.
2. Orang meninggalkan gereja karena mereka tidak menginginkan sandiwara dalam kehidupannya.
Seringkali orang mencari gereja karena
mereka membutuhkan penerimaan yang tulus, pengampunan dan teladan hidup
berjemaat yang asli dari hari ke hari.
Bagaimanapun, seringkali hubungan
berjemaat dalam bergereja kerap kali tidak lebih sebagai panggung
sandiwara atau pertunjukan sinetron. Saya mengerti bahwa kita tidak
sempurna dan setiap gereja selalu akan ada masalah sendiri, tetapi
beberapa gereja kelihatannya melakukan banyak sandiwara daripada
berkomitmen bersama untuk membangun komunitas yang jujur.
Pekerjaan kita, keluarga dan hubungan
persahabatan, rentan dipergunjingkan, ditikam dari belakang dan didorong
utk melewati batas.
Gereja tidak perlu menambah parah kenyataan ini.
Gereja dibutuhkan sebagai tempat yang aman dimana seorang dapat lari
dari semua drama/masalah/sandiwara yang dihadapi dan bahkan gereja dapat
memberikan pengalaman yang baik dimana mereka didukung dengan kasih dan
diterima dengan tulus.
3. Orang meninggalkan gereja karena konflik yang tidak terselesaikan.
Seperti disebutkan di atas, semua gereja
akan selalu ada konflik, tetapi komunitas yang sehat dan hidup adalah
komunitas yang mempraktekkan cara hidup berjemaat yang sehat, mencari
jalan keluar atas konflik komunitas dengan tujuan menjaga hubungan tetap
baik dan utuh.
Beberapa gereja melakukan pekerjaan yang
luar biasa dalam membantu mendamaikan tiap pribadi dalam
permasalahan-permasalahan mereka dengan cara yang penuh kasih dengan
mengurangi ketegangan, sementara yang lain mempunyai pikiran miring atau
pendapat yang tidak sama atas proses pendamaian tsb.
Terlalu sering orang-orang yang terluka
diberi tahu bahwa respon emosional mereka adalah salah atau berdosa.
Kita terkadang memberi nasihat yang tidak tepat, seperti “meminta mereka
dengan cepat melupakan atau bahkan berkata “Tidak ada alasan utk
merasakan hal yang demikian”. Kita gagal utk menyadari bahwa orang-orang
yg terluka memerlukan perasaan mereka dimengerti dan butuh tempat utk
mengeluarkan kepahitan dan unek-unek mereka serta keinginan utk
didengar. Jika kita ingin org berhenti meninggalkan gereja, kita perlu
mengembangkan kerendahan hati dan menjadi pembawa damai seperti Yesus.
4. Orang meninggalkan gereja karena pemimpin yang otoriter dan guru yang tidak terlatih.
Pemimpin itu membuat dan bisa juga
menghancurkan sebuah organisasi, tak terkecuali dengan gereja. Ketika
seorang Gembala atau Pemimpin gereja menjadi otoriter, ia sedang
menciptakan lingkungan yang tidak nyaman bagi para anggota-anggotanya.
Tidak ada seorangpun yang ingin dikontrol atau dipimpin dengan cara
seperti itu dalam gereja, bahkan orang yang paling mudah membaur dalam
lingkungan seperti itupun tidak akan menyukainya. Sebaliknya,
orang-orang ingin merasa didengar dan termasuk menjadi bagian dalam
setiap pembuatan keputusan atau rencana-rencana jangka panjang.
Demikian juga anda bisa memiliki sebuah
gereja dengan komunitas yang menyenangkan dan Gembala yang sangat
menyanyangi jemaatnya, tetapi tidak terampil berkhotbah dan mengajar.
Kondisi ini tidaklah baik. Orang-orang akan meninggalkan gereja yang
demikian. Khotbah yg buruk adalah hal yang mengerikan dalam sebuah
jemaat. Kita perlu memastikan kita menempatkan orang di dalam posisi
untuk melayani sesuai dengan Kemampuan, bukan hanya Keinginan.
Alkitab
memberikan syarat khusus untuk seorang pemimpin, yaitu “cakap mengajar
orang” (1 Timotuis 3:2).
5. Orang meninggalkan gereja karena mereka ditolak oleh tingkatan sosial, geng dan nepotisme.
Tingkatan sosial saya gambarkan sebagai
fenomena dimana orang harus mendapatkan sejumlah pencapaian tertentu
dari “Kredit Sosial” dengan orang-orang yang berpengaruh sebelum mereka
dapat melayani dan diakui. Sebagai hasilnya, orang-orang ternama di
gereja mengumpulkan banyak pengikut dan mengumpulkan kekuatan, seperti
sistem yang mengharuskan anda utk bermain dalam “game” dengan
orang-orang yang berpengaruh jika ingin termasuk dalam suatu anggota
grup/perkumpulan.
Perjunjukkan seperti ini dalam sebuah
gereja harus kita tolak secara tegas. Kita harus percaya bahwa semua
jemaat sama di mata Tuhan. Nepotisme juga sama mengerikan. Nepotisme
sangat merusak gereja. Tingkat pelayanan tidak boleh ditentukan karena
hubungan darah atau keluarga dekat.
Posisi dan pelayanan dalam sebuah
gereja ditentukan oleh panggilan pelayanan, kemampuan atau Keahlian.
6. Orang meninggalkan gereja
karena mereka merasa seperti menjadi salinan suatu pribadi atau teladan
hanya agar dapat menjadi bagian dan dihargai.
Ketika saya melihat suatu gereja, hal yg
pertama yang saya cari adalah pengakuan imannya atau doktrin yang
diajarkan. Itu bukan sekedar karena saya peduli tentang apa yg mereka
percayai, tetapi juga karena saya ingin tahu apakah saya diharuskan utk
menjadi tiruan/kloning dari kelompok atau orang lain agar dapat diterima
atau saya diajar untuk menjadi diri sendiri sebagaimana Tuhan memanggil
saya.
Pengajaran-pengajaran yang diajarkan
dalam sebuah gereja membentuk kita agar semakin menyerupai Yesus
Kristus, bukan menyerupai organisasi gereja. Ketika seseorang dipaksa
agar menjadi seperti anggota komunitas itu, orang akan menjauh.
Kebanyakan orang tidak ingin menjadi
sama dengan yang lain atau membeo. Ketika suatu budaya mengatakan mereka
harus menjadi tiruan/kloning sebagai syarat untuk diterima, akan banyak
orang yang pergi. Demikian juga dengan gereja
7. Orang meninggalkan gereja karena mereka lelah dibilang bagaimana “Orang Kristen yg baik” akan memilih dalam pemilu.
Salah satu aspek yg paling sering
membuat frustasi banyak orang Kristen kebanyakan bukan lagi soal
doktrin, atau program gereja, tetapi dari pergerakan politik. Ketika
masih dalam seminary saya menulis tentang hal ini dengan judul “deification of western values
(pendewaan dari nilai-nilai barat)” karena kebiasaan banyak orang
kristen yang mengambil beberapa isu politik yang hangat dan opini
politik, lalu mengikatkannya dengan iman mereka. Kita lelah akan semua
itu.
Kedalaman kasih kita kepada Tuhan bukan
ditentukan oleh pilihan politik kita, dan juga bukan dilihat dari
bendera partai politik yg kita pilih atau dari kandidat pemimpin politik
yang kita pilih meskipun kebenaran Alkitab berimplikasi juga pada
bidang politik (Kecuali idiologi politik yang secara terang-terangan
berlawanan dengan prinsip Alkitab). Kita dapat mengasihi Yesus dengan
tulus tanpa harus menjadi anggota partai Kristen tertentu.
Berhentilah membuat orang merasa
bersalah apabila mereka memilih partai atau kandidat yang berbeda.
Pengikut-pengikut Yesus memegang aturan luas atas keyakinan politik, dan
itu tidak masalah. Hanya saja mereka tahu bahwa hal itu bukanlah
teologi walaupun beberapa org ingin membuat itu menjadi teologi. Orang
Kristen yang bijaksana merangkul perbedaan politik dalam tubuh
kekristenan.
8. Orang meninggalkan gereja karena mereka mencari sesuatu yang otentik.
Arti kata otentik adalah : bukan palsu
tetapi asli, dengan kata lain dapat diandalkan dan terpercaya. Ajaran
sebuah gereja harus sama dengan praktik hidup para anggotanya.
Ironisnya, kita tahu bahwa tidak ada lagi pesan yang lebih otentik
daripada pesan tentang “Kasih” dari ajaran Yesus Kristus. Namun, jalan
kehidupan kita sering semakin jauh dari keaslian.
Karakter favorit saya di Alkitab adalah
orang-orang polos, tulus, yang menjawab panggilan Tuhan dengan apa
adanya tanpa membuat alasan-alasan yang dicari-cari. Orang-orang seperti
Daud yang Tuhan sebut sebagai “Sahabat”. Gereja seringkali menjadi
tempat dimana kita ingin menjadi diri sendiri. Akan tetapi tidaklah aman
untuk berlaku demikian khususnya dengan orang-orang yang sibuk
berpura-pura mereka melakukannya bersama-sama tetapi juga menjadi
pengkritik yg terburuk buat kita.
Orang ingin bergereja dengan orang-orang
yang asli, dapat dipercaya, orang-orang yang tidak takut untuk diberi
masukan di dalam menjalin hubungan, dan orang yang bersedia duduk
disebelah anda ketika anda dalam situasi sulit. Ketika gereja dirasa
palsu dan tidak aman untuk memberikan masukkan, orang akan pergi dan
berharap mendapat tempat yg aman.
9. Orang meninggalkan gereja karena mereka merasa kesepian.
Akhirnya, ketika anda tidak menemukan
sebuah persekutuan dalam gereja, dan mendapati sebagian jemaat di
dalamnya memainkan sandiwara, dan menemukan bahwa pemimpin gereja
tersebut adalah otoriter dan tidak cakap berkhotbah, dan mendapati bahwa
tidak ada otentisitas dalam kehidupan gereja tersebut, maka anda akan
menjadi orang yang kesepian.
Orang meninggalkan gereja karena mereka
merasa sebagai orang luar dan membuatnya merasa sepi. Hal ini adalah
emosi yang menyakitkan. Jika meninggalkan gereja tersebut membuat
perasaan kesepian itu hilang, maka orang tersebut akan melakukannya
meskipun bukan jaminan bahwa ia juga tida akan menemukan hal yang sama
di luar sana.
Gereja justru hadir untuk mengeluarkan
kita dari kesepian agar bisa berkumpul dalam komunitas rohani.
Seharusnya tidak ada satupun orang yang mengeluhkan hal tersebut,
kecuali itu adalah pilihan pribadinya.
10. Orang meninggalkan gereja ketika mereka tidak menemukan Yesus Kristus.
Mungkin kedengarannya konyol. Gereja
dimanapun harusnya memiliki Yesus Kristus! Gereja seharusnya menjadi
tempat dimana orang-orang menemukan kebenaran, kasih sejati, merangkul
yang terbuang, melayani para janda, imigran, dan kaum yatim-piatu.
Gereja seharusnya menjadi rumah kasih karunia, dimana tidak ada
diskriminasi, pandang muka, egosentris, dan semua anggota berlomba-lomba
menjadi hamba dan pelayan bagi semua.
Kita harus jujur dengan diri kita dan
mengakui bahwa banyak orang menolak gereja kita karena mereka terlalu
tertarik di dalam Yesus untuk menerima versi yang palsu.
Ketika saya
membaca cerita tentang Yesus Kristus, saya terus menerus digerakkan oleh
orang-orang yang tertarik dengan kepribadian-Nya. Dengan pengecualian
atas agama yang kolot, setiap orang rindu ingin bersama Yesus dan pergi
mengikut-Nya kemana pun dan mengambil resiko besar utk menghabiskan
waktu dengan Dia.
Saya diyakinkan bahwa jika kita
membangun komunitas yang mengasihi dalam iman yg murni dan asli,
menjangkau yang terhilang dan dikenal dengan baik bagaimana kita
mengasihi orang lain, maka tidak akan ada kursi kosong dalam gereja.
Karena jika gereja sungguh seperti Yesus Kristus, orang tidak ingin
berada ditempat lain.
Komentar