KUASA ALKITAB
Rev. Gilbert
MF.Baker, M.Th
Alkitab adalah
wahyu Allah kepada manusia yang berisi pernyataan-penyataan tentang Allah dalam
relasinya dengan manusia.
Atas dasar apakah
kita dapat mempercayai bahwa Alkitab adalah firman Allah yang hidup yang
menjadi standar moral dan kelakuan orang Kristen ?
Berikut ini
sepuluh alasan yang menunjukkan bahwa Alkitab itu adalah Firman Allah.
1. Wahyu Ilahi. Para teologi pada umumnya membagi
wahyu Allah menjadi dua, yaitu wahyu umum dan wahyu khusus. Wahyu umum adalah
pernyataan Allah yang memungkinkan manusia mengetahui bahwa Allah itu ada
(exist) melalui alam semesta dan ciptaanNya. Wahyu khusus yaitu pernyataan
Allah atas dirinya sendiri kepada manusia.
Maksudnya
Allah yang dari sorga itu memperkenalkan dirinya sendiri kepada manusia. Ada
dua wahyu khusus yang diberikan oleh Allah agar manusia bisa mengenalnya dengan
benar. Pertama, melalui pribadi Yesus Kristus yang inkarnasi ke dunia ini
(Yohanes 1:1-3, 14,18; 14:7-11; 17:3). Kedua, melalui Alkitab (Firman Allah
yang tertulis) kita dapat mengenal Allah dengan benar, karena Dia
memperkenalkan diriNya melalui firmanNya yang bisa dimengerti oleh manusia.
2. Inspirasi Alkitab. Charles C. Ryrie
mendefinisikan inspirasi atau pengilhaman sebagai berikut: “Allah mengawasi
sedemikian rupa sehingga para penulis Alkitab itu menyusun dan mencatat tanpa
kekeliruan pesan-Nya kepada manusia dalam bentuk kata-kata pada penulisan
aslinya.” Dalam 2 Timotius 3:16 kata Yunani untuk inspirasi adalah Theopneustos
yang berarti Allah menghembuskan. Penting untuk mengetahui bahwa kata
“pewahyuan” berbeda dengan kata “pengilhaman” dan “ilumimasi”.
Dalam pengertian
teknis-teologis, kata pewahyuan atau penyataan Allah menunjuk kepada pengalihan
pikiran Allah kepada pikiran manusia yang dipilih Allah menjadi penulis-penulis
kitab-kitab Alkitab. Pengilhaman menunjuk pada penulisan naskah-naskah Asli
Alkitab oleh para penulis pihak manusia dalam kontrol Roh Kudus.
Pengilhaman
disebut juga inspirasi. Sedangkan Iluminasi atau penerangan menunjuk pada
pimpinan Roh Kudus yang memampukan manusia memahami kebenaran Alkitab dalam
relevansinya pada setiap konteks kehidupan.
3. Keotentikan Alkitab. Otentik berarti Alkitab
itu murni dan keasliannya terjamin. Alkitab dikatakan asli karena memang
ditulis penulis yang namanya dipakai untuk kitab dan tulisannya tepat pada
zaman dimaksud. Alkitab dikatakan otentik karena mengisahkan fakta-fakta yang
benar-benar terjadi.
4. Klaritas Alkitab. Klaritas atau kejelasan
Alkitab diartikan bahwa Alkitab ditulis sedemikian rupa sehingga jelas maksud
pemberitaan dan pengajaranNya, sehingga dapat dimengerti oleh setiap orang yang
sungguh-sungguh membaca dan mencari pertolongan Tuhan serta bersedia melakukan
Firman Tuhan itu. Namun demikian tidak berarti bahwa semua bagian Alkitab akan
dapat dimengerti dengan mudah.
Tidak juga berarti
bahwa setiap orang akan mengertinya dengan benar. Tapi memang betul bahwa untuk
mengerti isi Alkitab dengan benar seseorang harus memiliki persyaratan moral
dan rohani tertentu (1 Korintus 2:14). Juga dapat terjadi seseorang mengerti
lebih jelas dari yang lain (2 Petrus 3:16).
5. Infabilitas dan Ineransi Alkitab. Ineransi
Alkitab berarti bahwa Alkitab tidak ada kekeliruan atau kesalahannya.
Infabilitas berarti Alkitab bebas dari kecenderungan melakukan kesalahan.
Karena Alkitab diispirasikan oleh Allah, maka Alkitab tidak dapat salah atau
tidak memiliki kekeliruan. Ketidakkeliruan Alkitab berarti bahwa Alkitab hanya
mengatakan yang benar. Nubuat-nubuat Perjanjian Baru yang telah digenapi
membuktikan bahwa Alkitab tidak memiliki kekeliruan.
6. Keharmonisan Alkitab. Alkitab adalah pernyataan
Allah yang ditulis oleh manusia dalam bahasa manusia. Lebih dari 40 orang
penulis dari latar belakang pendidikan, status sosial, ekonomi dan profesi yang
berbeda.
Di samping itu,
kitab-kitab itu ditulis dalam zaman dan tempat yang berbeda pula. Walaupun
demikian Alkitab hanya memiliki satu sumber, yaitu Allah sendiri. Itulah
sebabnya kitab-kitab dalam Alkitab tidak bertentangan satu dengan lainnya,
melainkan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam keharmonisan.
7. Kredibilitas Alkitab. Kredibilitas berarti
dapat dipercaya. Sebuah buku dianggap dapat dipercaya jika ia benar secara
keseluruhan sehingga dapat dipercaya sebagai pegangan dan pedoman hidup.
Kredibilitas Alkitab berhubungan dengan inspirasi, infabilitas, kanonitas dan
keharmonisan Alkitab.
8. Kanonitas Alkitab. Kata kanon berarti tongkat
pengukur dan menunjuk kepada suatu standard atau peraturan.
Dalam hubungan
dengan Alkitab, kanonitas berarti bahwa Alkitab telah diukur dengan suatu
standart, telah melewati ujian dan lulus ujian yang meliputi ujian sejarah, arkeologi
maupun filologi. Kitab yang tidak lulus kanon disebut Apokrifa.
9. Relevansi dan Kecukupan Alkitab. Banyak buku
yang telah ditulis oleh para ahli maupun filsuf, tetapi tidak mampu bertahan
seperti Alkitab.
Usianya lebih dari
1600 tahun. Walaupun begitu Alkitab tetap relevan untuk kehidupan masa kini
karena Alkitab adalah Firman Allah Yang Hidup. Kecukupan Alkitab diartikan
bahwa Alkitab berisi semua Firman Allah yang dibutuhkan oleh orang percaya
untuk keselamatannya dan untuk hidup di dalam keselamatannya, sehingga tidak
diperlukan lagi tambahan "penyataan" lain di luar Alkitab yang setara
dengan Alkitab.
Dengan demikian
kita percaya bahwa Alkitab adalah cukup sebagai satu-satunya sumber firman
Allah yang diperlukan oleh manusia untuk selamat dan hidup dalam
keselamatannya.
10. Otoritas Alkitab. Seluruh Alkitab adalah Firman
Allah; tidak mempercayai atau mentaati Alkitab berarti tidak percaya atau tidak
taat kepada Allah. Dengan kata lain, Alkitab menjadi otoritas tertinggi dan
final untuk iman dan kehidupan orang percaya, karena Alkitab adalah Firman yang
datang dari Allah sendiri.
Dalam banyak
tempat di Alkitab dikatakan "Demikianlah Firman Tuhan...." Bentuk
kalimat ini dalam dunia Perjanjian Lama identik dengan bentuk kalimat
"Demikian kata Raja...." yang berarti suatu titah yang datang dari
yang memiliki kekuasaan/otoritas tertinggi (raja) dan tidak dapat diganggu
gugat, harus dilakukan dan dilaksanakan.
Misal.: Bilangan
22:38; Ulangan 18:18-20; Yeremia 1:9. Dalam Perjanjian Baru, ada beberapa ayat
yang jelas sekali menunjukkan bahwa tulisan dalam Perjanjian Lama adalah Firman
Allah, misalnya: 1 Timotius 3:16; 2 Petrus 1:21. Dalam Perjanjian Baru juga
terdapat ayat-ayat yang menunjukkan bahwa tulisan dalam Perjanjian Baru adalah
Firman Allah.
Misalnya : 2
Petrus 3:16; 1 Timotius 5:18; 1 Korintus 14:37; Yohanes 14:26; 16:13. Alkitab
adalah otoritas penentu dan akhir bagi orang-orang percaya yang menyangkut
kehidupan pribadi maupun gereja. Otoritas Alkitab terutama dikaitkan dengan
pewahyuan dan inspirasi Alkitab. Orang percaya dan gereja harus tunduk kepada
otoritas Alkitab.
Komentar