MEMBERIKAN PELUANG UNTUK SELINGKUH
Oleh,
Ps, Gilbert Marthin Frans Baker, M.Th
Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih. (Galatia 5 : 13)
Ya, Anda memang
mencintai pasangan hingga selingkuh adalah hal yang tidak pernah terlintas di
pikiran Anda. Tapi, pernahkah Anda melakukan hal-hal seperti di bawah ini tanpa
sadar?
1. Flirting di kantor (foredeng) (Menggoda,hal bercumbu cumbuan,menebar Pesona)
Jika Anda mengira
bahwa flirting itu hal biasa, coba pikirkan lagi. Flirting itu terbukti selalu
menimbulkan masalah. Berbagai tindakan yang menjurus pada flirting seperti
senyuman yang terkesan spesial kepada lawan jenis atau dengan tanpa
pertimbangan mengatakan "kamu itu cantik juga ya..."-bisa menjadi
sinyal bahwa Anda mengisyaratkan sebuah hubungan yang lebih dari sekadar
'biasa'.
Mungkin maksud Anda
sama sekali bukan ke arah sana, tapi ingat, orang lain bisa saja mengartikan
berbeda. Ya, berasumsi! Bagaimana kalau membawa sikap 'flirting' itu ke rumah
dan membuat pasangan Anda lebih bahagia. Flirting dengan istri atau suami itu
manjur sekali untuk menghangatkan rumah tangga-dan lagi lebih menyenangkan.
dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis. (Efesus 4 ; 27)
dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis. (Efesus 4 ; 27)
2. Curhat dengan lawan jenis ( Membuka aib rumah tangga )
Curhat mengenai sesuatu
yang detail soal masalah rumah tangga dengan orang lain di luar rumah
benar-benar bisa menggiring Anda kepada masalah baru yang tidak pernah Anda
kira. Berawal dari rasa nyaman ketika bercerita, belum lagi tepukan tangan yang
menenangkan di pundak, dan lebih parahnya, Anda mungkin akan menerima atau
bahkan memberikan pelukan kepada lawan bicara yang sedang bersedih. Masalah
pribadi memang sudah seharusnya disimpan di rumah sendiri.
Berdiskusi dengan
pasangan mengenai apapun yang mengganggu adalah cara yang paling 'sehat'.
Pelukan atau bahkan sekadar belaian yang datang dari pasangan bisa lebih
menenangkan kita. Jika hal itupun tidak manjur buat Anda, Anda bisa pergi ke
saudara atau anggota keluarga yang bisa dipercaya, terapis atau konsultan.
Yang pasti, bukan seseorang yang mungkin saja bisa "membajak" rasa cinta Anda dari pasangan dan akhirnya menghancurkan rumah tangga Anda.
Yang pasti, bukan seseorang yang mungkin saja bisa "membajak" rasa cinta Anda dari pasangan dan akhirnya menghancurkan rumah tangga Anda.
3. Janji 'ketemuan' dengan lawan jenis
"Cuma makan
siang sama Doni 'kan nggak masalah," kata Tina dalam hati. Atau,
"Okay, pulang kerja aku mampir ya ke rumah kamu, tapi suamiku nggak bisa
ikut."
Mungkin dalam hati
semua itu tidak akan menjadi masalah untuk Tina, tapi sadarkah Anda bahwa
berjanji bertemu dengan lawan jenis tanpa didampingi pasangan itu justru sudah
menjadi 'benih-benih' menuju sebuah emosi yang mungkin tidak pernah Anda
pikirkan?
Bayu dan Prita adalah
suami istri. Suatu hari Prita menemukan struk makan siang untuk dua orang dari
saku kemeja suaminya. Padahal mereka memiliki rumah tangga yang baik.
Ketika Bayu sampai di rumah, ia menunjukkan struk itu dan bertanya "Ini apa?" Kemudian dengan tenang Bayu menjelaskan "Oh, kemarin aku undang sekretaris kantor untuk makan siang untuk sekadar mengucapkan terima kasih."
Ketika Bayu sampai di rumah, ia menunjukkan struk itu dan bertanya "Ini apa?" Kemudian dengan tenang Bayu menjelaskan "Oh, kemarin aku undang sekretaris kantor untuk makan siang untuk sekadar mengucapkan terima kasih."
Prita menjawab
"Aku mohon yang seperti ini jangan terjadi lagi ya?" Bayu mengerti
kesalahannya dan dia langsung merespons "Iya sayang, tidak akan terjadi
lagi.
Akupun merasa aneh ketika makan siang hanya berdua dengan dia."
Akupun merasa aneh ketika makan siang hanya berdua dengan dia."
Tidak ada yang salah
dengan jamuan makan siang; hanya saja, jika Anda sudah menikah, lakukanlah itu
sebagai acara group yang melibatkan beberapa orang, atau ajaklah pasangan Anda.
Dan tidak ada yang
salah pula dengan memperingatkan pasangan Anda tentang hal yang salah-karena
tindakan itu adalah bukti bahwa kita melindungi rumah tangga dan menunjukkan
cinta kita pada pasangan.
4. Menceritakan keburukan pasangan
Seorang sahabat tidak
akan menjelek-jelekkan sahabatnya karena itu adalah tindakan pengkhianatan.
Apalagi sepasang suami istri yang adalah sahabat satu sama lain, salah satu tugas mereka adalah saling melindungi reputasi.
Satu-satunya pengecualian adalah ketika pasangan mulai melakukan kekerasan dalam rumah tangga.
Hal ini harudlah dilaporkan pada pihak yang berwajib. Anda harus melindungi diri dan tentunya demi keamanan anak-anak.
Apalagi sepasang suami istri yang adalah sahabat satu sama lain, salah satu tugas mereka adalah saling melindungi reputasi.
Satu-satunya pengecualian adalah ketika pasangan mulai melakukan kekerasan dalam rumah tangga.
Hal ini harudlah dilaporkan pada pihak yang berwajib. Anda harus melindungi diri dan tentunya demi keamanan anak-anak.
5. Online chatting
Menurut studi yang
dilakukan oleh Beatriz Mileham dari Universitas Gainesville di Florida, Amerika
Serikat, online chatting telah menjadi pemicu utama masalah dalam sebuah
hubungan.
Aku sangat bersukacita dalam Tuhan, bahwa akhirnya pikiranmu dan perasaanmu bertumbuh kembali untuk aku. Memang selalu ada perhatianmu, tetapi tidak ada kesempatan bagimu. ( Filipi 4:10 )
Aku sangat bersukacita dalam Tuhan, bahwa akhirnya pikiranmu dan perasaanmu bertumbuh kembali untuk aku. Memang selalu ada perhatianmu, tetapi tidak ada kesempatan bagimu. ( Filipi 4:10 )
Aktivitas internet
semacam ini terbukti telah mengacaukan banyak angka pernikahan di Amerika
Serikat.
Contohnya, banyak yang bertemu kembali dengan mantan kekasih lewat internet, kemudian berakhir pada perselingkuhan.
Solusinya gampang; "Jangan lakukan. Tindakan ini tidak sebanding keutuhan rumah tangga dan perasaan anak-anak kita."
Contohnya, banyak yang bertemu kembali dengan mantan kekasih lewat internet, kemudian berakhir pada perselingkuhan.
Solusinya gampang; "Jangan lakukan. Tindakan ini tidak sebanding keutuhan rumah tangga dan perasaan anak-anak kita."
6. "Malas" berhubungan intim dengan
pasangan
Ketika keintiman
dengan pasangan mulai merenggang, keutuhan rumah tangga bisa jadi taruhannya.
Hubungan intim yang aktif dan terjaga hangat akan mendekatkan pasangan satu sama lain baik sacara fisik maupun emosinal. Memang tidak boleh ada paksaan dalam menjaga hubungan intim, karena itulah diperlukan pengertian yang tulus antara satu dan lainnya.
Hubungan intim yang aktif dan terjaga hangat akan mendekatkan pasangan satu sama lain baik sacara fisik maupun emosinal. Memang tidak boleh ada paksaan dalam menjaga hubungan intim, karena itulah diperlukan pengertian yang tulus antara satu dan lainnya.
7. Lebih mendahulukan anak dan orangtua
Pasangan adalah orang
yang paling penting dalam hidup Anda. Hubungan yang lainnya adalah yang nomor
dua.
Bukan berarti Anda tidak mencintasi anggota keluarga yang lain, tapi lebih mendahulukan anak dibandingkan dengan pasangan tentu bisa menyakiti pernikahan Anda tanpa Anda sadari.
Taruhlah pasangan di nomor 1 dan secara otomatis kita akan memberikan kehangatan kebersamaan Ayah dan Ibu untuk anak-anak di rumah.
dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran, (2 Tim 2:25)
Bukan berarti Anda tidak mencintasi anggota keluarga yang lain, tapi lebih mendahulukan anak dibandingkan dengan pasangan tentu bisa menyakiti pernikahan Anda tanpa Anda sadari.
Taruhlah pasangan di nomor 1 dan secara otomatis kita akan memberikan kehangatan kebersamaan Ayah dan Ibu untuk anak-anak di rumah.
dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran, (2 Tim 2:25)
Sama halnya dengan
orangtua Anda. Anda mencintai dan menghormati mereka, tetapi mereka bukan
prioritas utama.
Suami dan istrilah yang utama. Kebaikan hubungan antara kita dan pasangan juga akan secara otomatis membawa energy yang baik di tengah keluarga besar.
Suami dan istrilah yang utama. Kebaikan hubungan antara kita dan pasangan juga akan secara otomatis membawa energy yang baik di tengah keluarga besar.
Komentar