PERNIKAHAN YANG DIRANCANG TUHAN

Kejadian 2:18-26





 Dalam hidup ini paling tidak orang harus membuat 2(dua) keputusan terpenting dalam hidupnya.
Keputusan pertama yaitu keputusan untuk menerima atau menolak Yesus. Ini keputusan terbesar yang bisa dibuat oleh manusia. Anda belum pernah membuat keputusan yang sangat besar sampai anda mengambil keputusan untuk menerima atau menolak Yesus.

Keputusan ke dua adalah keputusan untuk menikah atau membujang. Kalau keputusan pertama berkaitan dengan masalah surge atau neraka yang nyata dan selama-lamanya, maka keputusan ke dua adalah keputusan surge atau neraka sementara di dunia ini.

Ketika anda menikah dengan orang yang salah, maka anda seperti masuk dalam penjara seumur hidup. Dan anda harus bertanggung jawab terhadap keputusan tersebut.

Pernikahan yang dirancang Tuhan adalah pernikahan:

1. Saling tolong menolong agar menjadi berkat bagi dunia (18)Allah tahu dalam Adam mengerjakan menjaga dan mengelola bumi tidak bisa sendiri. Itulah sebab Tuhan tergerak memberikan penolong yang sepadan agar mereka berhasil menjalankan misi-nya Tuhan.

2. Mau tunduk pada pengaturan Allah (21)Pernikahan tidak membuat pribadi kita utuh, namun menjadikan hidup kita lengkap. Itulah sebabnya setiap pribadi bisa menaati Allah, sebab pribadi mereka utuh.
Allah member ketetapan untuk suami dan isteri mengambil perannya masing-masing (Efesus 5:21-33)

3. Bisa menikmati kehadiran dan karya Tuhan (22)
Pernikahan yang berada dalam naungan berkat Tuhan selalu menyadari adanya kehadiran Tuhan yang nyata

4. Mau merayakan perbedaan (23)
Sejak dulu penikahan terjadi atas pasangan yang berbeda. Paling tidak berbeda jenis kelamin. Hanya manusia yang bejat yang melakukan pasangan yang sejenis.
Pria dan wanita bukan hanya berbeda dalam kelamin namun dalam banyak hal. Amin.
1 komentar:
Kirimkan Ini lewat Email

JANGAN KECILKAN KEKUATANMU KETIKA MENGHADAPAI MASALAHMU

1Samuel 17:37-39






Memiliki gambar diri yang benar adalah penting. Anda adalah seperti yang anda pikirkan tentang diri anda sendiri. Demikian anda berpikir tentang diri anda, begitulah  anda mempercayai diri  diri anda, begitulah  juga anda memperlakukan diri anda sendiri.

Apa yang anda pikirkan tentang diri anda itu sering terbukti ketika menghadapi masalah. Bagaimana cara anda memandang masalah? Bagaimana sikap anda terhadap masalah? Bagaimana cara anda mengatasi masalah? Semua itu sebenarnya bukan hanya tentang masalah. Tetapi semua itu juga menunjukkan seperti apa anda berpikir tentang diri anda sendiri.

1. Hidup itu pilihan (ay. 25-28)

Banyak orang tidak menyadari bahwa hidup itu penuh pilihan. Bahkan hidup itu sendiri pilihan. Banyak orang berpikir segala sesuatu adalah takdir. Mereka lupa bahwa Allah memberi kepercayaan kepada manusia untuk membuat pilihan. Dan manusia harus bertanggung jawab terhadap semua pilih-annya.

Itulah yang terjadi pada Daud. Daud tidak me-nyerah kepada keadaan. Meskipun ia dari keluarga miskin yang tidak diperhitungkan. Daud anak bungsu yang tertolak. Ia gembala yang terabaikan. Tetapi ia sadar, ia bisa memilih. Ia bisa memilih menjadi gembala yang terlantar, ataukah menjadi raja yang tenar. Dan dalam menentukan pilihannya ia selalu memandang dari kacamata rencana Allah.

Saul beranggapan menjadi raja adalah takdir. Itulah sebabnya ia tidak merasa bertanggung jawab atas takdirnya.

2. Gembala dengan pikiran seorang raja (ay. 31-37)

Walaupun Daud adalah gembala, tetapi pikirannya adalah pikiran raja. Imannya adalah iman seorang raja. Tindakannya adalah tindakan raja juga. Sebab urapan seorang raja ada di atas kepalanya.

Di posisi apapun dan sebagai apapun, itu bukan masalah. Semua itu dianggapnya sebagai persiapan  untuk menjadi raja.

Daud tidak sibuk mencari posisi sebagai raja. Tetapi ia sibuk mempersiapkan diri menjadi raja. Kesejatian seorang raja  itu jauh lebih penting daripada posisi sebagai raja.

Berbeda dengan Saul yang hanya sibuk mempertahankan posisinya sebagai raja.

3. Bocah ingusan bermental raksasa (ay. 40-47)

Daud si gembala ingusan. Bersenjata batu licin dengan tongkat pengumban yang sederhana. Ia melawan raksasa liar, Goliat namanya. Tetapi yang terpenting bukanlah senjatanya, melainkan manusia dibalik senjata itu jauh lebih penting.

Seseorang menjadi raksasa bukan karena tubuhnya yang bongsor, juga bukan karena senjatanya yang tersohor. Seseorang menjadi raksasa karena manusia batiniahnya (the inside man).

Mentalitas seorang raksasa perkasa diperoleh Daud dari pengalaman hidupnya bergaul dengan Tuhan.

Hidupnya tidak difokuskan pada diri sendiri yang ringkih dan rapuh. Juga tidak dipusatkan kepada masalah yang berat dan segera lewat. Tetapi hidup Daud dipusatkan kepada pengenalannya akan Tuhan secara mendalam.  Dirinya diterimanya seperti apa yang dikatakan Tuhan dalam hidupnya.

Jadi masalah yang sesungguhnya dalam hidup ini bukanlah masalah itu sendiri. Masalah yang sesungguhnya adalah diri kita sendiri.

Seberapapun besarnya masalahmu, jika engkau tahu siapa sesungguhnya sumber kekuatanmu, masalah itu bukan lagi jadi masalah bagi hidupmu. Amin




HANYA DEKAT ALLAH KITA TENANG

Mazmur 62:2-3




H
anya dekat Allah saja aku tenang, itu berarti tidak ada jalan yang lain jika kita hendak mencari ketenangan, yaitu hanya mendekat kepada Tuhan.


Dalam dunia banyak tempat-tempat yang menawarkan ketenang-an. Tetapi ketenangan yang tersedia hanyalah ketenangan yang membawa maut. Ketenang-an yang sementara. Banyak orang mencari ketenangan dengan dalam obat-obatan terlarang, narkoba, minum-minuman keras, tempat-tempat pelacuran. Bahkan minum obat penenang tetapi malah tidak tenang.

Berapa banyak orang Kristen menjadi korban salah mencari tempat ketenangan?

Hai umat Tuhan, sadarlah! Iblis selalu mengintimidasi dengan segala macam personalan, masalah maupun berbagai problema hidup dengan tujuan agar kita menjadi orang-orang yang gelisah, susah, tidak tenang, bimbang sehingga mudah menjadi permainan-nya Iblis.

Contoh adalah kehidupan Raja Daud yang dapat diumpamakan  seperti orang yang hilang ingatan, seperti orang mati, seperti barang  pecah (Mazmur 31:10-13). Bahkan ia berpikir: Sekiranya aku diberi sayap seperti merpati, aku akan terbang dan mencari tempat yang tenang,” (Mazmur 55:7)

Ada jaminan bila kita dekat dengan Tuhan pasti ada ketenangan:

1. Ketenangan yang menyelamatkan (Mazmur 62:2)

Dalam dunia banyak cara ditempuh untuk orang mendapatkan ketenangan.

Minum obat tidur, narkoba, dan lain-lain itu ketenangan yang mengancam nyawa kita, tetapi kalau kita dekat dengan Tuhan kita akan memperoleh ketenangan yang menyelamatkan.

Kita akan diberi suka cita, damai sejahtera, terhindar dari hal-hal yang mematikan rohani kita.

Pemazmur berkata: “Tetapi aku, aku suka dekat pada Allah; aku menaruh tempat perlindunganku pada Tuhan ALLAH, supaya dapat menceritakan segala pekerjaan-Nya.” (Mazmur 73:28).

2. Ketenangan yang membawa kekutan (Mazmur 62:3, 7) 

Ketenangan yang dari  Allah adalah kekuatan yang membuat kita tidak akan menjadi goyah.

2Korintus 4:6-9 Allah yang berfirman: “Dari dalam gelap terbitlah terang.” kemudian ayat ayat tersebut berbicara tentang ketenangan batin. Dan ketenangan dari Tuhan membangkitkan kekuatan dalam diri kita untuk sanggup meng-hadapi gelombang hidup ini.


2Korintus 4:16-18 menegaskan bahwa ketenang-an batin yang dikerjakan oleh Allah membuat kita tidak tawar hati untuk menghadapi penderitaan yang bertubi-tubi. Bahkan ketenangan bati yang dikerjakan Allah adalah ketenangan batin yang kekal.

3. Ketenangan yang memberi pengharapan (Mazmur 62:6)

Meski menghadapi banyak kesulitan hidup, Daud tetap tenang. Ia dekat dengan Tuhan, akibatnya ia selalu hidup berpeng-harapan.

Ketika keluarga Daud dibawa lari oleh bangsa kafir; Ziklag sebagai tempat tinggalnya dibakar oleh mereka. Tetapi Daud tetap tenang, dan Tuhan memberi pengharapan bahwa keluarganya pasti kembali. Ternyata pengharapan itu menjadi kenyataan.

Dalam menghadapi musuh kita perlu tenang. Nah, karena itu datanglah pada Tuhan. Dekatkan diri padaNya. Dia akan memberi ketenangan yang memberi harapan.

Mazmur 60:14—bersama Tuhan kita lakukan perkara-perkara besar.

4. Ketenangan yang membangun iman (Mazmur 62:9)

Kalau kita mendekat kepada Tuhan kita akan mendapat ketenangan yang membangun iman. Kita tenang dan iman kita menjadi kuat.

Waktu Absalom hendak mengkudeta Daud. Daud tenang dan imannya kuat. Mengapa? Karena ia dekat dengan Tuhan.

Saul hendak membunuh Daud. Daud tetap tenang dan imannya jadi kuat.

Sebab itu kalau kita menghadapi masalah, jangan jauh dari Tuhan. Kita jadi stress, putus asa, tidak tenang, kacau balau. Dan Iblis ambil kesempatan menghancurkan kita. Tetapi kalau kita dekat dengan Tuhan kita akan tenang dan iman kita menjadi kuat.

Marilah datang kepada Tuhan, mari terimalah ketenangan sejati dari padaNya. Amin




KEBERUNTUNGAN, APAKAH ADA?

Yosua 1:7-8




Ada seorang yang bertanya kepada Mario Teguh (seorang motivator): "Berapa persen peran keberuntungan dalam menentukan sebuah kesuksesan?"

Jawabnya: "Orang menempuh pendidikan yang baik supaya hidupnya beruntung. Orang berpakaian dengan rapi dan baik supaya beruntung.

Orang menjaga tutur kata dan tingkah lakunya supaya beruntung dalam pergaulan. Orang melakukan semua hal yang baik supaya beruntung dalam hidupnya. Jadi berapa persen peran keberuntungan dalam sebuah kesuksesan? Jawabnya adalah Seratus Persen!".

1. DUA JENIS KEBERUNTUNGAN (Yohanes 21:11)

· Keberuntungan yang diusahakan adalah keberuntungan seperti yang disarankan oleh Mario Teguh.

· Keberuntungan karena kasih karunia itu hanya  Allah yang bisa melakukannya.

Dalam realita perbandingan antara keberuntungan yang diusahkan dengan keberuntungan karena kasih karunia adalah sekitar 15% : 85% atau 20% : 80%.

Para murid Yesus sudah memiliki keberuntungan yang diusahakan (memiliki perahu, ketrampilan dan pengetahuan menjadi nelayan), tetapi hanya karena campur tangan Tuhan   Yesus mereka memiliki keberuntungan karena kasih karunia.

2. CARA MERAIH KEBERUNTUNGAN KARENA KASIH KARUNIA (Yeremia 17:5-8)

Bukan pelihara pusaka atau jimat-jimat, tetapi milikilah hati yang mengandalkan Tuhan.

Caranya:

· Cintailah Firman Tuhan (Yosua 1:7-8)

Jika firman Tuhan yang menjadi penuntun hidup kita, maka kita akan dijauhkan dari kesialan dan diubah menjadi keberuntungan.

· Setialah terhadap perjanjian (Ulangan 29:9)

Tuhan benci kepada orang yang tidak berlaku curang. Jika kita adalah anak Allah maka kita harus memiliki watakNya, diantaranya yaitu ‘SETIA” (Mazmur 15:4).

· Jangan menyembunyikan dosa (Amsal 28:13)

Kesucian mengundang berkat yang bias dinikmati. Rejeki yang diperoleh tanpa kesucian hanya akan menjadi jerat bagi diri kita dan anak cucu kita (Amsal 20:7)

· Hargailah orang tuamu (Efesus 6:1-3)

Rahasia hidup bahagia/ beruntung dalam jangka yang panjang adalah dengan menghormati orang tua kita, khususnya ketika mereka masih hidup.

· Mintalah berkat Tuhan (Amsal 10:22)

Berdoa dan merendahkan diri di hadapan Tuhan adalah hal yang sangat penting. Hati yang berdoa dan merendahkan diri menggerakkan hati Allah untuk bermurah hati.

· Berlakulah jujur (Mazmur 15:1-5)

Kesuksesan yang diperoleh karena melakukan kejujuran akan menjadi kesuksesan yang kokoh. Mari kita belajar berlaku jujur dalam segala hal, termasuk dalam mengembalikan persepuluhan. Amin






PENOLONG YANG LAIN


Yohanes 14:16




Orang mati biasanya meninggalkan waris-an. Walupun Yesus tidak meninggal, karena Dia bangkit , tetapi ketika hendak naik ke surga Ia memberikan“peninggalan”. “Peninggalan” yang terbesar adalah Ia memberikan “Penolong yang lain”.

1. “Penolong yang lain” itu bukan “Pribadi yang lain”

Kata “lain” dalam bahasa Yunani ditulis dengan kata “Allos” dan bukan “heteros”. Setiap “Heteros” pasti berarti “Allos”. Tetapi tidak setiap “Allos” berarti “Heteros”.  Heteros menunjuk kepada Pribadi yang berbeda. Allos menunjuk kepada perbedaan, jasa, hormat, medali yang berbeda (distinction).

Dalam Matius 28:20—Yesus berjanji: “...Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." Padahal Yesus kemudian hari naik ke surga. Dan jika yang dimaksud dengan “Penolong yang lain” itu menunjuk kepada   Pribadi yang lain, berarti Yesus mengingkari  janjiNya. Tetapi Yesus tidak akan mungkin mengingkari janjiNya.

Jadi yang benar kata “Penolong yang lain” jelas bukan menunjuk kepada Pribadi yang lain, tetapi menunjuk kepada “Peranan yang lain”  atau “Penata-layanan yang berbeda” dari Yesus.

2. “Penolong yang lain” adalah “Penatalayanan Yesus yang lain”

Matius 11:11— ”Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya.

Yohanes hidup di penghujung akhir Perjanjian Lama. Dalam Perjanjian Lama, Roh Kudus bekerja sewaktu-waktu, kepada orang-orang tertentu, dan dengan tujuan tertentu. Dalam Perjanjian Lama tidak pernah ada yang lebih besar daripada Yohanes.

Namun sesudah Roh Kudus dicurahkan, yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari Yohanes. Itu terjadi karena Yesus Kristus sebagai Roh Kudus  tinggal dalam diri orang percaya, menguasai dan mengendalikan hidup mereka sepenuhnya. Yesus sebagai Roh Kudus kehadiranNya tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu.
.
3. “Penolong yang lain” adalah Yesus yang berdiam di dalam orang percaya.

“Penolong” dalam bahasa Yunani ditulis dengan kata “Parakletos”. Secara harafiah berarti, "seseorang yang dipanggil untuk mendampingi agar menolong.  Kata ini kaya artinya: Penasihat, Penguat, Penghibur, Penolong, Pembela, Juruselamat, Sekutu, dan      Sahabat.

Secara riil inilah yang dilakukan Roh Kudus sebagai Penolong orang percaya yaitu melaksanakan bagi para murid apa yang dilaksanakanYesus bagi mereka ketika Ia masih bersama mereka. Roh Kudus akanMendampingi mereka untuk :

· Menolong dan   menguatkan mereka (bdMatius 14:30-31)

· Mengajar mereka dalam hidup yang benar (Yohanes 14:26)

· Menghibur dalam situasi yang sulit (Yohanes 14:18)

· Menaikkan doa syafaat bagi mereka (Roma 8:26-27; bdRoma8:34)

· Menjadi seorang sahabat untuk membantu kepentingan mereka(Yohanes 14:17)

· Tinggal beserta   dengan mereka   untuk selamanya.

Istilah parakletos ini juga dipakai untuk Tuhan Yesus dalam 1Yohanes2:1. Oleh karena itu Yesus merupakan penolong dan jurusyafaat kita di sorga (bd. Ibrani 7:25), sedangkan Roh Kudus merupakan penolong dan jurusyafaat yang tinggal di dalam kita di bumi ini (Roma 8:9,21Korintus 3:16; 6:19; 2Korintus 6:16; 2Timotius 1:14).

4. “Penolong yang lain” harus disambut orang percaya (Kisah Para Rasul 19:1-6)

Roh Kudus tidak hanya cukup kita pelajari dan pahami. Kita harus mengalami baptisan Roh Kudus. Milikilah kerinduan dibaptis dengan Roh Kudus. Amin




TERANG YANG SESUNGGUHNYA

Yohanes 1:9



Injil Yohanes ibarat Kitab Kejadian dalam versi Perjanjian Baru. Karena kitab Kejadian dimulai dengan kata “Pada mulanya…”, begitu pula Injil Yohanes.

Kitab Kejadian menjelaskan dunia gelap, dan kacau balau. Namun terang muncul dan dan dinamika kehidupan pun dimulai. Begitu pula Injil Yohanes. Namun “terang” dalam Kejadian adalah “terang” dalam arti secara harafiah. Hal ini berbeda dengan Injil Yohanes.

I. YESUS ADALAH TERANG YANG SESUNGGUHNYA

Menurut Injil Yohanes dunia ini gelap bukan karena tidak ada lampu penerangan, tetapi dunia ini gelap karena adanya dosa. Dan upah dosa adalah maut (Roma 6:23). Padahal semua orang sudah jatuh dalam dosa (Roma 3:23). Dan hanya Tuhan Yesus Kristus saja yang bias menyelesaikan dosa (2Korintus 5:21). Itulah sebabnya Tuhan Yesus disebut sebagai terang yang sesungguhnya. Yohanes menegaskan, “... Hidup itu adalah terang manusia (Yohanes 1:4).

II. TERANG SEDANG DATANG

Ada banyak sikap yang ditunjukan oleh banyak orang. Hal yang sama juga terjadi pada peristiwa  datangnya putra Natal. Tetapi itu bukan masalah, asal pada akhirnya mereka bias menerima terang yang sesungguhnya itu dengan segenap hati.

· Maria, awalnya ragu-ragu, tetapi selanjutnya ia menyambut terang yang sesungguhnya dengan hati mantab .

· Yusuf, awalnya tidak bias menerima. Namun akhirnya dia memihak  putra Natal.

· Para Gembala awalnya takut, namun selanjutnya menyambut dengan gembira.

· Orang Majus menyambut putra Natal secara antusias dan proaktif sejak awal.

· Herodes sejak awal tidak suka sampai akhir semakin membenci terang tersebut, akibatnya ia tetap dalam kegelapan.

III. SIFAT TERANG

1. INDAH

Orang yang hidup dalam terang pasti hidup didalam dan penuh keindahan (2Korintus 5:17)

2. JELAS (TIDAK ADA YANG TERSEMBUNYI)

Orang yang hidup dalam terang tidak mau hidup dalam kecurangan dan ketidak jujuran.

3. TEGAS (TIDAK KOMPROMI)

Orang yang hidup dalam terang tidak kompromi dengan dosa dan kegelapan.

4. SELALU BERKEMENANGAN

Orang yang hidup dalam terang selalu berkemenangan, sama seperti dimana ada terang, di sana kegelapan itu pasti sirna. Jika anak Tuhan hidup di dalam Tuhan Yesus Kristus ia pasti menang atas dosa sehingga mampu hidup suci. Ia pasti dapat mengalahkan Iblis dan dunia.

Hiduplah dalam Kristus yang adalah terang sejati itu. Amin




SUAMI CEROBOH, KELUARGA PUN ROBOH

Kejadian 13:10-13





Peranan suami tidaklah enteng. Ia harus cermat dan waspada. Tidak boleh ceroboh. Kalau ceroboh bisa berbahaya, yaitu bisa-bisa kehidupan pernikahan roboh, hancur dan berantakan. Lot adalah salah satu tokoh Alkitab yang ceroboh. Apa saja kecerobohan Lot?

1. Ceroboh dalam memilih tujuan hidup  (Kejadian 13:10-11).

Walaupun Lot pernah tinggal bersama Abraham, namun tujuan hidup Abraham tidaklah sama dengan tujuan hidup Lot.

Tujuan hidup Lot adalah kekayaan dan kesenangan duniawi.

2. Ceroboh dalam memilih lingkungan (Kejadian 13:12-13)

Lot tidak peduli dengan nilai-nilai dan cara hidup masyarakat di sekitarnya yang berbuat jahat.

Kepala keluarga wajib menjaga agar keluarganya tidak terpengaruh oleh nilai-nilai dan cara hidup yang tidak sesuai Firman Tuhan, sekalipun itu tampaknya sebagai sesuatu yang sudah lazim di masyarakat.

3. Ceroboh dalam menggunakan pengaruh (Kejadian 19:1)

Kalau Lot sempat duduk di pintu gerbang, itu menunjukkan Lot termasuk sebagai orang tepandang di kota tersebut. Tetapi dengan kekuasaan dan pengaruh yang dimiliki ternyata tidak bisa membawa perubahan sekecil  apapun.

Bukan kebetulan jika Tuhan memberi anda kemampuan mempengaruhi orang lain. Tuhan memberikan kemampuan itu agar anda bisa melakukan perubahan di sekitar anda, yaitu perubahan menuju kepada hal-hal yang mulia, yang kudus, yang adil dan sejahatera.

4. Ceroboh dalam tanggung jawab (Kejadian 19:4-8, 14)

Semestinya Lot bisa menjadi kepala keluarga yang dihormati. Kenyataannya, Lot tidak dipedulikan oleh orang-orang sekotanya. Bahkan calon menantunya pun tidak peduli malahan mengolok-olok Lot.

Semestinya sebagai kepala keluarga bertanggung jawab melindung, mendidik anggota keluarganya. Tetapi hal itu tampaknya di abaikan oleh Lot.

5. Ceroboh dalam menaati perintah Tuhan (Kejadian 19:17-20)

Tuhan memerintahkan Lot untuk segera berlari meninggalkan Sodom dan Gomora sejauh mungkin. Tetapi Lot suka menawar-nawar perintah Tuhan. Ia meminta diijinkan untuk sampai ke kota Zoar saja. Akibatnya Sodom masih terlihat dimata istri Lot, sehingga ia menjadi tiang garam.

Didik keluarga kita untuk tidak suka tawar menawar perintah Tuhan.

6. Ceroboh dalam menjalankan tugas keimamannya (Kejadian 19:26, 34)

Lot gagal menjalankan pelayanan utamanya sebagai kepala keluarga, yaitu menjadi imam bagi anak dan istrinya. Akibatnya mengerikan, yaitu memang mereka tidak tinggal di kota Sodom, tetapi Sodom justeru tinggal di dalam hati mereka. Itu terbukti dari perilaku anak-anak Lot yang menimpang. Amin

Komentar

Postingan populer dari blog ini